Latest News

Featured
Featured

Gallery

Technology

Video

Games

Recent Posts

Friday, 31 May 2019

Ilustrasi korban perkosaan masalHak atas fotoDAVIES SURYA/BBC
Pada peristiwa Mei 1998, lebih dari 150 orang perempuan etnis Cina mengalami perkosaan dan pelecehan seksual, demikian catatan sebuah tim relawan kasus Mei 1998, dan kasusnya tak juga kunjung terungkap, hingga kini, 20 tahun kemudian, dan tak ada yang pernah disidangkan.
Ita F Nadia Tim Relawan untuk Kekerasan Terhadap Perempuan menyebutkan perkosaan Mei 1998 merupakan perkosaan politik di mana tubuh atau seksualitas perempuan dijadikan alat teror dari situasi politik yang kacau.
Peringatan artikel ini mengandung konten kekerasan seksual

Meski dua puluh tahun berlalu, Ita F Nadia mengatakan mendampingi para korban perkosaan Mei 1998, merupakan momen mencekam dan tragis dalam hidupnya. Dia masih mengingat bagaimana mendampingi salah seorang korban, seorang anak perempuan berusia 11 tahun yang meninggal setelah diperkosa di kawasan Tangerang.
"Dia meninggal di pangkuan saya, dia diperkosa dan vaginanya dirusak, ibu dan kakak perempuannya juga diperkosa tapi sudah meninggal beberapa jam sebelumnya," ungkap Ita.
Ayah dari korban tersebut mengalami depresi.
"Saya dan pendeta mengurusnya. Saya membopongnya ketika didoakan pendeta, memandikannya. Kemudian menunggunya sampai selesai dikremasi. Saya selalu tidak tega (mengingatnya)," kata Ita.
Korban merupakan keturunan Tionghoa yang dikenal dengan sebutan 'Cina Benteng'. Tangerang merupakan salah satu tempat terjadinya perkosaan massal pada Mei 1998, selain Jakarta Utara, Jakarta Barat dan sejumlah wilayah dan kota lain seperti Surabaya dan Medan.
Pada 13 Mei 1998 malam, Ita Fathia pertama kali mengetahui terjadinya perkosaan massal setelah menemui korban kejadian di kawasan Jembatan Tiga, Jembatan Empat dan Jembatan Lima di Jakarta Barat. Ia menemukan korban itu setelah mendapatkan informasi dari sejumlah orang melalui telepon anonim.
"Pertama telepon dari laki-laki katanya ada perkosaan terhadap etnis Tionghoa di Jakarta Utara. Kami pikir itu bohong, namun sekitar jam 8 ada lagi perempuan menelpon mengatakan ada perkosaan di Jembatan Tiga di Cengkareng," jelas Ita.
Akhirnya malam itu, Ita dan dua rekannya dari Kalyanamitra pun memutuskan untuk pergi ke kawasan Cengkareng dengan taksi meski belum mengetahui dengan jelas rumah para korban.
"Waktu itu di Jakarta Barat sudah ramai, taksi tak bisa masuk, demi keamanan supir taksi menyarankan saya menggunakan syal sebagai kerudung ketika keluar taksi," kata Ita.
Dia dan dua rekannya pun berjalan kaki ke Jembatan Tiga. Jalanan ketika itu sudah kacau, banyak orang menggedor pintu toko. Sampai di Jembatan Tiga, Ita bertemu dengan camat setempat yang menunjukkan rumah korban perkosaan.
"Sebelumnya dia menyarankan jangan ke sana karena berbahaya, tapi setelah tahu kami ingin mendatangi korban, camat itu mendatangi saya dan mengatakan ibu masih ingin ke sana, dia menunjuk arah beberapa rumah, yang korban di sana, sana dan sana," jelas Ita.
Kerusuhan Mei 1998Hak atas fotoCHOO YOUN-KONG/AFP/GETTY IMAGES
Image captionPada 12-13 Mei 1998 terjadi penjarahan massal dan pembakaran di sejumlah tempat di Jakarta.
Ketika mendatangi rumah pertama yang ditunjuk camat tersebut, Ita bertemu dengan korban perkosaan yang diperkirakan berusia 18-19 tahun.
"Tatapan matanya sudah kosong, saya lalu mendatangi rumah kedua dan ketiga, benar saja saya menemukan korban dalam keadaan yang sama: sudah mengucurkan banyak darah. Mereka dari kalangan Cina miskin," kata mantan Direktur Kalyanamitra ini.
Ita mengaku saat itu kebingungan dalam menangani korban karena belum pernah punya pengalaman menangani kasus perkosaan seperti itu.
"Akhirnya saya tanya apakah punya betadine untuk luka, dan tutup pintu dulu, sebelum mencari bantuan," jelas Ita.
Setelah memberikan pertolongan pertama sebisanya pada para korban di Jembatan Tiga, Ita dan rekannya kembali ke kantor. Di sana para relawan menerima banyak telepon kasus perkosaan.
Selama 13-14 Mei 1998, kasus perkosaan banyak dilaporkan. Ita pun mendatangi para korban yang diantaranya adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Jakarta, yang diselamatkan di pastoran.
"Sampai di sana, ada dua perempuan dadanya ditutup plastik hitam, kaki saya bergetar ketika membukanya, mereka menderita luka pada payudaranya dan vaginanya, semuanya mengeluarkan darah," ungkap Ita.
Dia bersama rekannya dari tim relawan dan pastor tersebut berupaya membawanya ke rumah sakit, namun dalam perjalanan mereka memutuskan untuk membawa korban langsung ke bandara untuk diterbangkan ke Singapura.
"Karena mereka mengalami pendarahan hebat, dan sampai di bandara mereka dapat diterbangkan ke Singapura, tanpa paspor ataupun visa," jelas Ita.
Situasi bandara Soekarno-Hatta saat itu sangat padat dan kacau, dan banyak orang yang mencari tiket untuk segera pergi dari Indonesia.
Ketika melintas di kawasan Jakarta Barat, dalam perjalanan kembali dari bandara, Ita mengatakan melihat sebuah mobil yang dikerumuni massa dan penumpangnya suami istri dan seorang anak. Mereka pun ditolong dan diantar ke bandara.
Di kawasan Cengkareng, Ita mengatakan melihat banyak perempuan keturunan Cina yang berlarian sambil berteriak. Ita dan sejumlah rekannya pun menghentikan kendaraan untuk berupaya menolong korban.
"Tiba-tiba muncul seorang yang dipanggil pak haji, dia membantu kami menolong perempuan-perempuan tersebut dan membawanya ke tempat tinggalnya," kata Ita.
Untuk menangani korban, dibentuk Tim Relawan Untuk Kekerasan Terhadap Perempuan. Tim ini mendapatkan bantuan dari sejumlah organisasi keagamaan Katolik, Kristen, Buddha, Konghucu serta petugas medis. Salah satunya dr. Lie Dharmawan.
Ita mengatakan komunitas agama dan medis memberikan tempat penampungan yang aman bagi para korban. Kemudian korban ditangani luka fisiknya, setelah itu pemulihan trauma.
Dr Lie mengatakan ada beberapa korban perkosaan yang mengalami trauma berat dan sangat ketakutan jika melihat laki-laki.
Dia lebih banyak menangani para korban yang memerlukan pembedahan sesuai dengan keahliannya.
"Kasus yang saya ingat, ada korban yang menjatuhkan diri dari lantai tiga sehingga mengalami patah tulang iga. Ada gadis berusia belasan tahun yang kakinya sudah bau dan bernanah karena terkena beling ketika berlari untuk bersembunyi," jelas dokter Lie.
Sandyawan Sumardi, anggota TGPF mengatakan sempat dihubungi dokter Lie ketika terjadi kasus kekerasan seksual terhadap seorang mahasiswi universitas swasta di Jakarta.
"Korban mengalami luka pada perut dan vaginanya karena ditusuk besi penyangga gorden, korban selamat meski mengalami pendarahan yang cukup hebat," kata Sandyawan.
Kekerasan seksual itu terjadi setelah 15 Mei. Korban yang mengalami trauma kemudian didampingi oleh Sandyawan dan salah satu penyintas kekerasan seksual lainnya.
Penyintas yang menjadi 'pendamping' korban tersebut menurut Sandyawan, mengalami perkosaan di taksi selama sembilan jam. Lalu dia dibuang di suatu tempat dan diantar pulang oleh supir taksi.
"Supir melihat ada KTP dan alamat lengkapnya, jadi diantar keluarganya. Saya mengetahuinya setelah dihubungi susteran," kata Sandyawan yang juga pendiri Tim Relawan Untuk Kemanusiaan.

Bertemu presiden dan utusan khusus PBB

Sepanjang Mei 1998, Tim Relawan untuk Kekerasan terhadap Perempuan melakukan pendataan para korban perkosaan tak hanya di Jakarta, namun juga di Medan dan Surabaya. Jumlah korban mencapai 150 orang, namun diperkirakan banyak yang tidak melaporkan kasusnya.
Dibantu Prof. Saparinah Sadli yang juga anggota tim relawan, Tim bertemu dengan Presiden BJ Habibie.
Dalam pertemuan itu, Habibie secara khusus bertanya mengenai kekerasan seksual yang dialami perempuan keturunan Cina.
"Ya saya ingat, saudara saya (seorang dokter perempuan yang dia sebut namanya) juga pernah menceritakan hal serupa. Dia tidak bohong pada saya", ujar Habibie seperti dikutip dari laporan Komnas Perempuan terhadap Tragedi Mei 1998.
Kerusuhan MeiHak atas fotoARSIP BBC
Image captionKerusuhan Jakarta 13-15 Mei, kekerasan seksual terhadap perempuan etnis Cina terjadi dalam periode tersebut.
Setelah itu Habibie bersedia membuat permintaan maaf atas nama pemerintah. Sikap Habibie itu dipertanyakan oleh Letjen Sintong Pandjaitan yang saat itu menjadi penasihat militer presiden.
"Pak apakah hal ini tidak perlu dibahas di sidang kabinet terlebih dulu?" Namun Habibie menjawab "Can I have my own opinion? Kebetulan saya setuju dengan ibu-ibu tokoh masyarakat ini". Begitu kisah Ita Fathia nadia.
Saat itu juga, permohonan maaf disusun untuk dibacakan di depan wartawan di Istana. Selain menyatakan mengutuk dan meminta maaf atas kerusuhan Mei kepada para korban, presiden juga membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta, dan keputusan untuk mendirikan Komnas Perempuan.
Ita Nadia dan Sandyawan menjadi anggota TGPF, namun Ita kemudian keluar setelah anggota TGPF dari kepolisian bersikeras untuk bertemu dengan korban perkosaan.
Sebelumnya Tim telah berupaya untuk bertemu dengan pelapor khusus kekerasan perempuan PBB, Radhika Coomarswary, di Sri Lanka. Hasil pertemuan itu, tim diminta untuk memfasilitasi laporan tersebut yaitu Asia Pasific Women Law and Development di Bangkok, Thailand.
Radhika kemudian membuat laporan ke Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa Swiss, dan melakukan investigasi ke Indonesia pada November 1998.
Kerusuhan MeiHak atas fotoARSIP BBC
Image captionKerusuhan Mei tak hanya terjadi di Jakarta, tapi di Medan, Surabaya dan Solo.
"Saat itu kami mempertemukan korban dengan Radhika, ada beberapa yang bersedia dan kami berupaya agar pertemuan berlangsung tertutup, bahkan ada yang memberikan kesaksian di dalam mobil box agar identitasnya tidak diketahui media," ujar Ita.
Tak hanya kasus perkosaan Mei, kasus kekerasan terhadap perempuan di Aceh, Papua dan Timor Leste juga dilaporkan ke PBB.
Kesaksian di depan komunitas internasional juga pernah disampaikan seorang korban yang mengalami perkosaan selama sembilan jam di dalam taksi. Korban yang didampingi Sandyawan dan Karlina Supeli, menyampaikan kesaksian di depan komunitas internasional di PBB Jenewa Swiss dan juga Kongres AS Bersama dengan penyintas dan keluarga korban Mei 1998.
Namun, setelah memberikan kesaksian tersebut, dia tak dapat kembali ke Indonesia karena masalah keamanannya.
"Sampai di Singapura dia tak bisa pulang, dikejar dan sampai detik ini tak bisa pulang, saat itu dari Singapura kembali ke AS setelah dijemput tunangannya," ungkap Sandyawan.

Ancaman dan pembunuhan korban perkosaan

Berbagai ancaman diterima oleh para korban, saksi dan juga pendamping yang berbicara mengenai perkosaan Mei 1998 secara terbuka.
Sandyawan mengatakan salah seorang saksi yang melihat kekerasan seksual ketika berjalan kaki dari bandara menuju rumahnya, pernah memberikan kesaksian di media nasional.
"Dia itu mahasiwi dan diberikan pakaian laki-laki oleh seorang pak haji supaya selamat, lalu setelah tampil di media, malamnya dia dikejar oleh seseorang dan ketakutan, lalu lari ke luar negeri," jelas Sandyawan.
Pada Oktober 1998, seorang anggota tim relawan, Ita Martadinata Haryono (18 tahun) dibunuh satu minggu sebelum menyampaikan kesaksian di PBB bersama dengan ibunya Wiwin Haryono dan komunitas Buddha.
Ita Nadia dan Sandyawan yang pertama datang ke rumah Ita Martadinata di kawasan Sumur Batu Jakarta mengatakan, dia meninggal akibat luka pada bagian leher dan vagina.
"Ketika saya ke kamarnya, darah Ita masih hangat, " kata Ita Nadia.
Ita dibunuh ketika pulang sekolah. Pembunuhnya sampai saat ini tak pernah terungkap.
Ita MartadinataHak atas fotoBBC INDONESIA
Image captionSosok Ita Martadinata korban perkosaan yang dibunuh sebelum bersaksi di PBB, dalam lukisan karya Dewi Candraningrum, dipajang di lobi luar kantor Komnas Perempuan, Jakarta.
Setelah pembunuhan Ita Martadinata, para relawan pendamping diminta untuk tidak berbicara tentang kasus perkosaan sementara waktu, sampai situasi mereda. Semua data dan bukti pun disimpan dengan rapi.
"Semua hardisk yang berisi data kasus perkosaan dicopot lalu disimpan di luar kantor," kata Ita.
Dua hari setelah pembunuhan Ita Martadinata, kantor Kalyanamitra dibobol orang yang berusaha mencuri hard disk.
Setelah kejadian itu, Ita Nadia mendapatkan telepon ancaman dari seseorang yang mengancam untuk memperkosanya dan menculik anaknya.
"Kalau kamu tidak berhenti bicara tentang perkosaan, saya akan memperkosa kamu dan saya akan ambil dua anak kamu," kata Ita, mengisahkan lagi ancaman itu.
Menurut Ita, bahkan ada orang yang datang ke sekolah anaknya, mengaku diminta menjemput, namun kepala sekolahnya tak mengizinkan.
Anak-anaknya kemudian diungsikan ke Yogyakarta, di rumah orang tua Ita.
Ancaman melalui telepon juga beberapa kali diterima dr. Lie bahkan sampai satu tahun setelah kerusuhan Mei terjadi.
"Halo dokter Lie ini Cina ya, sekarang ini Cina-Cina enak ya boleh bersuara seenaknya, ngomong seenaknya," demikian salah satu telepon gelap itu seperti ditirukan dr. Lie.
"Malam berikutnya, ada telepon lagi, bilangnya, 'dokter Lie saya ini jenderal lho membawahi preman-preman dan saya akan mengirimkan preman yang saya bina untuk membawa hadiah'".
Mendengar kata hadiah, dr. Lie langsung teringat granat aktif yang diletakkan di depan kantor Sandyawan.
"Granat itu dijinakkan oleh gegana polisi," kata dia.
Dr. Lie akhirnya memutuskan untuk pergi ke Jerman dan tinggal di sana selama setahun.
Sementara Ita melawan teror tersebut dengan menyampaikan pernyataan melalui televisi.
"Saya bilang di TV bahwa saya tidak akan berhenti mengurus perkosaan 98 dan tidak akan takut menghadapi siapapun, dan kami para relawan pun masih terus mengurusi korban," kata Ita.

Kondisi korban

Sejumlah korban yang sempat didampingi Ita kembali membangun kehidupannya yang sempat hancur karena perkosaan.
"Yang mahasiswi keduanya sudah lulus dan bekerja, ada juga yang akhirnya memilih tinggal di AS, " kata Ita.
Dalam laporan Komnas Perempuan yang berjudul Disangkal!, dikisahkan seorang korban dengan nama samaran Lani, seorang pedagang kue yang diperkosa lalu diselamatkan Haji Ramli (bukan nama sebenarnya).
Ketika mengetahui Lani merupakan korban perkosaan, suaminya tidak mau mengakui dia sebagai istrinya, tidak mau menyapa dan bahkan mengusirnya karena dianggap sebagai pembawa petaka dan aib. Lani pergi bersama tiga anak dan ibunya mendatangi Pak Haji yang membantunya menyewakan sebuah rumah.
"Dia sempat ingin bunuh diri, namun teringat ibu dan anak-anaknya. Dengan bantuan keluarga Pak Haji, Lani perlahan kembali bangkit dari trauma. Bermodalkan uang pinjaman dari Pak Haji, Lani pun kembali berjualan, dan bisnisnya semakin berkembang," kisah Ita lagi.
Kepada pendampingnya Lani mengatakan "Sampai sekarang saya tidak habis pikir, mengapa hanya karena pergantian presiden (Soeharto), ada segelintir orang tega memperkosa keturunan Cina dan membakari rumah orang Cina? Mengapa ada orang yang tega menelanjangi dan memperkosa seorang perempuan beramai-ramai, seperti binatang?"

Friday, 16 November 2018

Pengertian Pancasila, Butir, Lambang, Fungsi & Filsafat

Pengertian Pancasila, Butir, Lambang, Fungsi & Filsafat


Pengertian Pancasila, Butir, Lambang, Fungsi & Filsafat|Secara Umum, Pengertian Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia dan menjadi landasan keputusan bangsa Indonesia yang mencerminkan kepribadian bangsa dan sebagai dasar dalam mengatur pemerintahan negara. Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar. Jadi, Pancasila adalah lima dasar.  

Sejarah Istilah Pancasila

Sejarah Istilah Pancasila - Pancasila sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dengan sila-sila yang telah diterapkan dalam kehidupan masyarakat maupun kerajaan yang walaupun rumusannya belum konkrit. Berdasarkan buku Sutasoma karangan dari Mpu Tantular, pancasila diartikan sebagai berbatu sendi lima atau pelaksanaan kesusilaan yang lima. 

Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli

Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli-Selain dari pengertian umum pancasila, terdapat pendapat beberapa ahli atau tokoh dalam memberikan pendapat mengenai pengertian Pancasila antara lain sebagai berikut...
  • Muhammad Yamin: Pengertian pancasila menurut Muhammad Yamin adalah lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.  Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila berarti sendi, asas, dasar, atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
  • Notonegoro: Pengertian pancasila menurut Notonegoro adalah dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat diartikan kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, sehingga dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara. 
  • Ir. Soekarno: Pengertian pancasila menurut soekarno adalah isi jiwa bangsa Indonesia secara turun-temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

Butir-Butir Pengamalan Pancasila

Butir-Butir Pengamalan Pancasila - Sebelumnya terdapat 36 butir pengamalan pancasila menurut ketetapan MPR no.II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa yang menjabarkan kelima asas Pancasila, namun ketetapan tersebut dicabut dengan ketetapan baru dengan Tap MPR no. I/MPR/2003 yang terdiri dari 45 butir Pancasila. 45 Butir pengamalan Pancasila adalah sebagai berikut... 
Butir Pengamalan Pancasila pada Sila Pertama (I) yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa 
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing yang adil dan beradab. 
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. 

Butir Pengamalan Pancasila pada Sila Kedua (II) yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4. Mengembangkan sika saling tenggang rasa dan tea selira 
5. Mengembangkan sika tidak semena-mena terhadap orang lain 
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8. Berani membela kebenaran dan keadilan 
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia 
10. Mengembangkan sikap hormat menghoarmati dan bekerjasama dengan bangsa lain.  

Butir Pengamalan Pancasila pada Sila Ketiga (III) yaitu Persatuan Indonesia
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. 
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentinga negara dan bangsa apabila diperlukan  
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa 
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia 
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Butri Pengamalan Pancasila pada Sila Keempat (IV) yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama 
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah
6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan 
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.
Butir Pengamalan Pancasila pada Sila Kelima (V) yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhr, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama 
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban 
4. Menghormati hak orang lain
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum 
9. Suka bekerja keras 
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama 
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Lambang Pancasila

Pengertian Pancasila, Butir, Lambang, Fungsi & Filsafat

Fungsi Pancasila 

Fungsi Pancasila - Pancasila sebagai dasar negara memiliki fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai berikut...
1. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa karena nilai-nila terkandung dalam sila pancasila berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri, sehingga Pancasila sebagai cita-cita moral sebagai pedoman, pegangan atau kekuatan rohaniah bangsa Indonesia dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. karena Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia sendiri sejak zaman dahulu kala. dimana menurut Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo bahwa Pancasila telah ada sejak adanya Bangsa Indonesia yang memberikan corak khas kepada Bangsa Indonesia yang tak dapat dipisahkan dari bangsa Indoensia, serta sebagai pembeda dengan bangsa yang lain.
3. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. artinya Pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya bangsaIndonesia sebagai ciri, sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia sebagai pedoman dan pegangan pembangunan bangsa dan negara agar berdiri dengan kokoh.
4. Perjanjian Luhur. Pancasila merupakan perjanjian luhur yang telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 pada sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
5. Sumber Dari Segala Sumber Tertip Hukum. Pancasila merupakan sumber pembuatan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan tidak bertentangan dengna Pancasila dimana Pnacasila tercantum dan ketentuan tertinggi dalam Pembukaan UUD 1945, lalu dilanjutkan ke dalam pokok-pokok pikiran, meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang ada akhirnya dijabarkan ke dalam UUD 1945 serta hukum lainnya.
6. Cita-Cita dan Tujuan Yang Akan Dicapai Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai pedoman dalam masyarakat adil dan makmur baik secara materil dan spritual seperti yang tercantum dalam alinea IV yang disimpulkan bahwa untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Melindungi segenap bangsa Artinya adalah pemerintah berupaya untuk melindungi seluruh bangsanya, dari segi internal maupun eksternal. Tujuan nasional bangsa yang kedua adalah memajukan kesejahteraan umum/bersama. Negara Indonesia menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur, adil, dan sentosa. Tujuan indonesia UUD 1945 yang ketiga adalah adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebuah bangsa akan maju bila didukung oleh rakyatnya yang memiliki pengetahuan luas, pintar, dan intelek. Tujuan nasional Indonesia yang terakhir adalah ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
7. Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Yang Mempersatukan Bangsa Indonesia. Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. karena Pancasila adalah falsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana dan tepat untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
8. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia. Ideologi diartikan sebagai ilmu tentang ide atau gagasan yang bersifat mendasar. Ideologi ialah seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya suatu bangsa dan digunakan untuk menata masyarakatnya. Pancasila sebagai ikatan budaya, mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara adalah sebagai berikut..
  • Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. 
  • Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan. 
  • Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila
  • Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan negara.
Demikianlah informasi mengenai Pengertian Pancasila, Butir, Lambang, Fungsi & Filsafat.  Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian pancasila, butir-butir pancasila, sejarah istilah pancasila, pengertian pancasila menurut para ahli, lambang-lambang pancasi, fungsi-fungsi pancasila dan filsafat pancasila. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman. 
Referensi: 
  • Suwarno, P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. p. 12.
  • Bagian ini sudah tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 telah dicabut dengan Ketetapan MPR no XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan MPR no. I/MPR/2003
  • Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, 2010. Judul Buku : Cerdas, Kritis, Dan Aktif Berwarganegara (Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi). Yang Menerbitkan ERLANGGA : Jakarta


Source : Artikelsiana.com
http://www.artikelsiana.com/2015/09/pengertian-pancasila-butir-lambang.html

Monday, 25 June 2018

SUSAH EMANG JADI GUBERNUR GANTIIN AHOK..



SUSAH EMANG JADI GUBERNUR GANTIIN AHOK.. 🤗

Jadi Gubernur gantiin Ahok itu emang susah..
Seperti habis nonton serunya konser musik Metallica dengan gemerlapnya lighting dan dentuman sound system kapasitas besar ditambah performance dan skill musik yang mengagumkan...

Habis itu jongkok di konser dangdut kampung sebelah dengan penyanyi wanita tiga orang yang dandanannya diseksi2kan karena suara pas2an dengan MC yang selalu teriak, "Kita sambuuuttttt orkes melayuuu... Soodetaaa.." Toenggg ! Senar gitarnya putus..

Dari karya aja sudah jauh beda..
Ahok berhasil membangun simpang susun Semanggi yang megah dengan dana 360 milyar rupiah, tanpa keluar uang sepersenpun. Bayangkan..

Dia cukup meminta sebuah perusahaan asing membayar kompensasi atas kelebihan ruang bangunannya bukan dalam bentuk uang, tapi bentuk jalan. Supaya warga Jakarta bisa menikmatinya.
Padahal kalau Ahok mau ngantongin uang itu sendiri, wah bisa kaya gumaya dia. Paling disisain dikit buat ormas yang kelaparan supaya mereka diam. "Berisik aja lu, pake demo2 segala. Noh duit, mingkem !!"

Ormas senyum lebar, "Makasih koh, ente baek sekali. Ente otomatis masuk surga dengan ijin ana.." kipas2 duit.
Lha, yang gantiin ini sibuk dengan segala ide dan cara bagaimana menghabiskan uang rakyat kalau bisa. "Supaya anggaran terserap.." Katanya. Kayak pembalut aja menyerap..
Walhasil, jadilah "MahaKarya" berupa pohon plastik dengan nilai fantastis 8 miliar rupiah dan gak jadi dipasang karena, "Malu ma warga.."
Malu sih malu, tapi 8 miliar rupiah terlanjur keluar sia-sia untuk sesuatu yang gunanya aja gak ada. "Supaya Jakarta cantik.." Katanya.

Kalau hanya ingin kota cantik, kenapa gak masing2 gedung di Jakarta disuruh menghias halaman depannya dengan lampu warna-warni ? Kan jadi tidak keluar biaya ?
Disitulah bedanya pemain "kelas yang mendapat pengakuan Internasional" dan pemain "kelas yang jalan-jalan mencari pengakuan Internasional"..

Ibaratnya kalau nonton kerja Ahok, kita seperti disuguhkan film Hollywood kelas A dengan judul "Titanic" di bioskop megah dan AC yang sangat dingin.
Habis itu nonton film di bioskop kecil dengan tiket seharga 7 ribu plus autan supaya gak digigit nyamuk dengan judul film "Guna guna istri muda..."

Pas lagi nonton di belakang ada yang nyolek, "mau jurus bangau atau jurus lintah ? Kalau bangau cukup tangan aja, kalau lintah pake lidah.."
Jiahhhhh....

Denny Siregar

Sunday, 21 December 2014

Dhuar! Ini Penampakan 2 Kapal Asing yang Ditenggelamkan di Ambon


Dhuar! Ini Penampakan 2 Kapal Asing yang Ditenggelamkan di Ambon


Jakarta - TNI Angkatan Laut kembali melakukan penenggelaman kapal asing yang mencuri ikan di Indonesia. Dua kapal asing berbendera Papua Nugini ditangkap karena kedapatan mencuri ikan di perairan Indonesia.

"Kapal kapal eks Thailand tersebut didapati sedang mencari ikan di wilayah perairan ZEE Indonesia tanpa dilengkapi dengan dokumen dan izin resmi dari Pemerintah Indonesia," ujar Kadispen Lantamal IX Mayor Laut Eko Budimansyah dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/12/2014).

Eko menjelaskan sejak diserahkan dari KRI Abdul Halim Perdana Kusuma – 355 kepada Lantamal IX pada tanggal 14 Desember 2014, maka Lantamal IX segera melaksanakan proses hukum lanjutan di darat terhadap KM Century 4 dan KM Century 7. Keduanya berbendera Papua Nugini dengan ABK keseluruhannya berkewarganegaraan asing (Thailand). 

Pada tanggal 18 Desember 2014, keluar Penetapan Pengadilan Negeri Ambon yang memberikan izin kepada Lantamal IX untuk memusnahkan atau menenggelamkan barang bukti sitaan. Kemudian segera direspon oleh Lantamal IX untuk melaksanakan sesuai penetapan pengadilan. 

"Berbagai persiapan dilakukan antara lain mengamankan ABK dengan menyerahkankannya kepada pihak Imigrasi dan mengosongkan muatan ikan ke tempat penyimpanan yang ditentukan serta persiapan teknis lainnya," jelasnya.

Akhirnya, pada hari Minggu (21/12) pukul 10.00 WIT, dilaksanakan pemusnahan atau penenggelaman kapal-kapal tersebut di perairan Teluk Ambon. Penenggalaman itu disaksikan antara lain oleh Pangarmatim Laksda TNI Arie H Sembiring, Wakapuspen TNI Laksma TNI Agus Susilo, Kadispenal Laksma TNI Manahan Simorangkir, Danguskamlatim Laksma TNI Heru Kuswanto, Danlantamal IX Laksma TNI Arusukmono I.S, Danrem 151/BNY Kolonel Inf Ahmad Marzuki, Danlanud Pattimura Kolonel Pnb Bob Hendri Panggabean, Dirpolair Polda Maluku Kombes Manshur dan Kajati Maluku I Gede Sudiatmaja serta dari perwakilan Pemerintah Daerah. 

"Tindakan penenggelaman kapal-kapal tersebut merupakan komitmen TNI AL dalam rangka menegakkan hukum dan kedaulatan Negara di laut, yang tidak segan segan untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelanggaran hukum dan kedaulatan di seluruh wilayah perairan Indonesia," tegasnya.

Sebelumnya, kapal-kapal yang diperiksa dan dihentikan oleh KRI Abdul Halim Perdana Kusuma – 355 pada tanggal 7 Desember 2014 lalu di Laut Arafura, dipergoki sedang menangkap ikan di perairan ZEE Indonesia atau kurang lebih 4,5 NM dari perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini. 

"Setelah dilaksanakan pengejaran dan penghentian dengan tembakan peringatan serta dilaksanakan pemeriksaaan, diketahui kapal-kapal tersebut tidak memiliki dokumen dan ijin resmi dari pemerintah RI sehingga harus dikawal untuk diproses hukum lanjutan di darat yang dalam hal ini di Lantamal IX Ambon," tutupnya.





Source : http://news.detik.com/read/2014/12/21/173213/2783666/10/dhuar-ini-penampakan-2-kapal-asing-yang-ditenggelamkan-di-ambon

Wednesday, 17 December 2014

Korupsi sudah merajalela kemana-mana,Perlawanan juga harus di mana-mana.














Mata Najwa:

Karena Korupsi sudah merajalela kemana-mana
maka perlawanan juga harus di mana-mana.

Semua harus ikut aktif memberantas
itulah jurus pamungkas
agar korupsi bisa ditumpas !

Kita tak bisa hanya sekedar teriak
Sudah saatnya harus ikut bergerak !

www.perangikorupsi.blogspot.com
Videos